Ujian, bahasanya bisu.
Hadirnya tidak terduga.
Ada kala ujian itu bertandang untuk membersihkan dosa.
Ada kala untuk mengajak kita bertanya, apakah diri sudah terlupa.
Ya… terlupa siapakah kita di sisi-NYA.
Terlupa dari mana datangnya dan ke mana pula hala hidup kita?
Terlupa kita sebenarnya tidak punya apa-apa.
Apakah masih ingin menderhaka kepada-NYA?
Kita bicara tentang pancaroba, kita berkata tentang malapetaka, tapi hati masih terleka.
Kita tewas dalam gembira, kita tersungkur ketika derita.
Namun, andai ujian itu membawa kita ke pintu kesedaran, maka ujian itu sebenarnya manis.
ALLAH tidak pernah menjadikan sesuatu itu sia-sia.
Sesungguhnya, dunia adalah tempat ujian, akhirat jua tempat kebahagiaan abadi
Peringatan buat diri
Ujian, bahasanya bisu.
Hadirnya tidak terduga.
Ada kala ujian itu bertandang untuk membersihkan dosa.
Ada kala untuk mengajak kita bertanya, apakah diri sudah terlupa.
Ya… terlupa siapakah kita di sisi-NYA.
Terlupa dari mana datangnya dan ke mana pula hala hidup kita?
Terlupa kita sebenarnya tidak punya apa-apa.
Apakah masih ingin menderhaka kepada-NYA?
Kita bicara tentang pancaroba, kita berkata tentang malapetaka, tapi hati masih terleka.
Kita tewas dalam gembira, kita tersungkur ketika derita.
Namun, andai ujian itu membawa kita ke pintu kesedaran, maka ujian itu sebenarnya manis.
ALLAH tidak pernah menjadikan sesuatu itu sia-sia.
Sesungguhnya, dunia adalah tempat ujian, akhirat jua tempat kebahagiaan abadi
Peringatan buat diri.
***
Penulis: Nurul Asyikin