Jika dihitung nikmat yang kita dapatkan saban hari, terlalu banyak nikmat yang Allah SWT berikan, bahkan tidak berkurang. Ketika kita diuji dengan sedikit kesusahan, baik dalam bentuk harta ataupun kesihatan cepat sekali kita berkeluh kesah.
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 34 :
“Jika kamu menghitung nikmat Allah pasti kamu tidak mampu mengiranya”.
Nikmat yang selama ini kita peroleh dengan percuma seringkali dilupakan, padahal kita menggunakan tanpa ada bayaran yang Dia pinta.
Sedarkah kita, Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang memberikan hamba-Nya semua bentuk keperluan. Baik yang kita minta ataupun tidak, Allah SWT tidak memerlukan sesiapa, tetapi kitalah yang memerlukan-Nya lebih dari apapun diatas muka bumi ini.
Firman Allah SWT dalam surah ad-Dhuha ayat 5 :
“Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberikanmu (kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat sehingga engkau reda (berpuas hati).
Kita adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan kudrat dan pengetahuan. Justeru itu, tanamkan dalam diri kita sifat malu kepada-Nya, malu ketika selalu mengharap dan berdoa hanya untuk memiliki kesenangan dunia, harta yang melimpah ruah dan sanjungan daripada manusia.
Berapa ramai manusia yang menyalahgunakan sifat Maha Pemurahnya Allah SWT kepada mereka?
Sehingga dengan bangganya berkata setiap apa yang dimiliki adalah hasil daripada usahanya sendiri. Bahkan ada segelintir daripada kita tidak pernah menunaikan kewajipan sebagai seorang muslim. Tetapi dengan limpah rahmat daripada-Nya diberikan kesihatan dan harta yang melimpah walaupun kita dalam keadaan yang lalai.
Kejayaan yang dikecapi, kesihatan yang baik dan sanjungan daripada sesama manusia seharusnya membuat kita berfikir akan kebesaran, kekayaan dan kemurahan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surah ad-Dhuha ayat 11 :
“Adapun nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau sebut-sebut (dan zahirkan) sebagai syukur kepada-Nya”.
Merenungi akan alam dan kejadian sekeliling benar-benar akan membuat kita takjub, dengan menjadi hamba yang sering bersyukur juga akan menghilangkan perasaan gundah-gulana. Belajarlah untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki sehingga kita tidak perlu mengejar apa yang bukan milik kita, kerana seringkali terlalu mengejar apa yang di angan-angankan akan membuat seseorang lalai dari mengingati dan mensyukuri apa yang telah dimiliki.
Berusahalah menjadi hamba yang bersyukur, ia tidak mengurangkan nikmat hidup malah bertambah..
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Orang-orang yang sering bersyukur akan selalu menisbatkan kepada Allah SWT untuk setiap kenikmatan yang ia perolehi, manakala orang-orang yang kufur nikmat melupakan walaupun diberikan nikmat yang melimpah ruah.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ia berkata,
“Ketika itu hujan turun di masa Nabi SAW, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu”.
(HR. Muslim no.73)
Disediakan oleh: Aishah Nerina